Cerita Anak

Duri Penyelamat
Oleh Hera Sujiman Gusmayanti
Desa Pinus tampak sepi. Semua penghuninya masih terlelap di tempat tinggal masing-masing. Hanya suara kicau burung yang terdengar merdu. Udara pagi ini juga terasa segar. Butiran embun masih terlihat menggelayut di tepi daun-daun pinus yang hijau.
Desa Pinus merupakan desa kecil yang subur dengan sungai yang jernih dan pepohonan yang rimbun. Desa ini dikelilingi oleh pohon pinus sehingga dinamakan demikian. Desa pinus dihuni oleh keluarga kelinci, keluarga landak , keluarga tupai dan keluarga tikus tanah.
Di antara keempat keluarga tersebut, keluarga landak sering dikucilkan dan diejek. Keluarga lain menganggap bahwa keluarga landak tidak cocok hidup berdampingan dengan mereka. Duri mereka yang tajam terkadang tanpa sengaja sering melukai penduduk yang lain. Hal ini membuat keluarga landak sering tidak diundang ke dalam acara-acara yang ada di desa pinus.
Seperti hari ini, anak bungsu dari keluarga kelinci sedang berulang tahun yang kedua. Sebagai keluarga paling kaya di desa pinus, keluarga kelinci mengadakan pesta yang sangat meriah untuk merayakan hari jadi putri bungsu mereka. Makanan yang lezat telah dipersiapkan dan ruangan telah dihias dengan aneka bunga.
Putri bungsu keluarga kelinci memiliki bulu yang sangat cantik berwarna putih bersih. Badannya gemuk menggemaskan. Matanya coklat cemerlang. Siapa pun yang melihatnya pasti akan terpesona.
Semua penduduk desa diundang dengan undangan warna-warni yang indah. Undangan bahkan telah dibagikan satu minggu sebelum acara berlangsung. Namun keluarga landak tidak mendapatkan undangan sama sekali. Saat yang lain sedang bersiap-siap untuk pergi ke pesta keluarga kelinci, keluarga landak hanya berdiam diri di rumah.
Keluarga tupai yang mengetahui bahawa keluarga landak tidak diundang, sengaja mengejek mereka. Ia beserta keluarganya sengaja melewati rumah landak saat hendak ke pesta. Padahal ia harus memutar terlebih dahulu jika melalui rumah keluarga landak.
“Kalian tidak diundang ke pesta keluarga kelinci ya. Wah sayang sekali padahal aku dengar mereka telah menyiapkan makanan yang sangat lezat,” ucap ayah tupai sambil tersenyum mengejek.
Mendengar itu keluarga landak hanya tersenyum maklum. Bukan sekali ini saja mereka diabaikan. Sudah sering mereka tidak diundang dalam pesta syukuran warga yang lain. Begitu juga jika mereka membuat hajatan, tidak ada satu pun warga yang datang menghadiri undangan mereka.
Semua ini dikarenakan mereka takut dengan duri landak yang sangat tajam. Dahulu, keluarga tupai pernah terluka akibat duri itu sehingga mereka sangat membenci keluarga landak. Padahal kejadian tersebut adalah sebuah ketidaksengajaan.
Ayah tupai merasa kesal karena ejekannya idak ditanggapi oleh keluarga landak. Dengan hentakan kaki, ia dan keluarganya langsung meninggalkan halaman rumah keluarga landak.
Selama pesta berlangsung seluruh penduduk berada di rumah mewah keluarga kelinci. Rumah-rumah mereka dibiarkan kosong begitu saja. Ternyata kabar adanya pesta perayaan ulang tahun ini sudah diketahui oleh keluarga rubah.
Keluarga rubah merupakan keluarga pencuri yang tinggal di desa seberang. Mereka mengira semua orang sedang asik berpesta sehigga mereka merencanakan penjarahan di rumah-rumah yang ditinggal tersebut.
Pertama mereka menjarah rumah milik keluarga tikus tanah. Seluruh persediaan makanan keluarga tersebut mereka masukkan ke dalam kantong-kantong goni yang sudah mereka persiapkan. Kemudian mereka mulai memasuki rumah keluarga tupai dan mengambil seluruh buah-buahan yangada di rumah tersebut.
Tidak puas dengan hasil jarahan mereka, keluarga rubah berniat untuk kembali menjarah lumbung padi milik desa pinus. Lumbung padi itu adalah tempat persediaan makanan desa pinus selama musim kemarau. Isi lumbung tersebut meruapakan sumbangan dari masing-masing warga di saat mereka panen.
Karena letak lumbung padi sangat dekat dengan rumah keluarga landak maka aksi mereka segera diketahui oleh keluarga landak. Langsung saja ayah landak menyusun rencana untuk meringkus maling yang meresahkan tersebut.
Dengan perlahan, ayah andak membagi keluarganya dalam dau tim. Satu tim untuk meringkus keluarga rubah dari depan dan satu lagi menangkap dari belakang. Saat keluar rubah tengah asik memuat isi lumbung, tim pertama langsung menyergap dengan duri yang mereka miliki. Dibantu oleh tim kedua yang juga menggunakan duri yang dimilikinya.
Rasa sakit akibat duri landak membuat keluarga rubah menjerit dan meraung-raung. Suara yang mereka keluarkan menimbulkan kegaduhan sehingga penduduka yang ada di rumah keluarga kelinci pun berhamburan keluar untuk menyaksikan apa yang terjadi.
Begitu mereka sampai di sumber keributan, mereka melihat keluarga rubah sudah terkapar dengan duri-duri landak yang menancap di tubuhnya. Mereka langsung mengetahui bahwa keluarga rubah hendak menjarah rumah dan lumbung milik mereka. Untung ada keluarga landak yang mencegah hal itu terjadi.

Semenjak itu mereka menyadari bahwa keluarga landak memiliki jasa yang amat besarbagi desa Pinus. Mereka tidak lagi mengucilkan keluarga landak. Bahkan keluarga landak didaulat sebagai tim keamanan desa pinus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plesir